
JEMBER, PENA NUSANTARA - Usianya masih sangat muda. Baru lahir pada 29 November 2014. Dibanding dengan saudara tuanya. Seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Jarak usia mereka terpaut jauh.
Meski masih baru sebagai wadah organisasi wartawan. Namun, Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) kini telah melebarkan sayapnya di beberapa provinsi.
Meski masih baru sebagai wadah organisasi wartawan. Namun, Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) kini telah melebarkan sayapnya di beberapa provinsi.
Terbaru, pada 1 April 2019 kemarin mereka menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Seperti organisasi kewartawanan lainnya UKW merupakan tolok ukur. Tujuannya, menciptakan jurnalis yang profesional dan berintegritas.
Bekerjasama sama dengan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), Dewan Pers, dan Media Harian Haluan Lampung AWPI menggelar UKW. Dilaksanakan selama 3 hari di Hotel Yunna Bandar Lampung. UKW AWPI mendapat atensi dari Dewan Pers. Terlihat, ada perwakilan Dewan Pers Ahmad Djauhar. Sosok penentu lulus tidaknya registrasi organisasi pers maupun media pers itu didapuk untuk memberikan sambutan.
Kesuksesan AWPI dalam melaksanakan uji kompetensi mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Umum DPP AWPI, Raharjo. Usia memang masih seumur jagung. Tetapi kesuksesan menggelar UKW patut diacungi jempol. Hal ini kata Raharjo, bisa menjadi motivasi bagi AWPI wilayah lain. Terutama untuk Jawa Timur. Jika memungkinkan kata dia, di Jawa Timur akan diadakan juga UKW. Menurutnya, UKW bagi wartawan sangat penting.
"Wartawan baru bisa disebut wartawan jika sudah lulus UKW. Lewat UKW kita bisa menciptakan wartawan yang benar berkompeten dan berintegritas," tutur Owner Media Pena Nusantara.
Kendati demikian, Raharjo tidak mengesampingkan wartawan tanpa UKW. Banyak yang berkompeten menurutnya, namun belum beruntung. Tidak bisa mengikuti UKW. Bisa karena faktor tidak menemukan wadah (organisasi) yang tepat atau faktor lain.